Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat kini tengah mempersiapkan dirinya menghadapi serangan badai Matahari yang bisa mematikan jaringan listrik dalam beberapa bulan, serta disebut-sebut dapat meluluhlantakan kehidupan umat manusia.
Badai
geomaknetik paling mematikan terjadi pada 1859 atau dikenal dengan Carrington
event. Saat itu, jaringan telegraf meledak dan membakar beberapa kantornya.
Listrik di seluruh Eropa dan Amerika Utara padam.
Dalam
era modern seperti sekarang, di mana teknologi lebih maju, efek dari badai ini
akan lebih menghancurkan.
Massive
Electromagnetic Pulse (EMP) dari badai Matahari bisa menghancurkan pusat
tenaga listrik, dan akan membuat penduduk dunia terpuruk. Manusia bergantung
pada telepon genggam, kartu kredit dan internet, namun saat badai menerjang,
semua lumpuh. Tak berdaya.
Menurut
data dari AS yang dibuat pada 2008, badai itu dapat membuat ekonomi tumbang
hingga US$2.6 triliun.
Sebenarnya
pada 2012 terjadi badai Matahari juga,
namun, Bumi selamat, karena saat itu jilatan apinya jauh dari orbit.
Namun,
badai Matahari itu akan datang pada 2022 di mana kemungkinan 12% akan
menghampiri Bumi. Oleh sebab itu, Gedung Putih telah membuat rencana darurat
hadapi badai yang bisa menjadi 'kiamat' kecil bagi seluruh dunia.
"Jujur,
badai Matahari akan menjadi badai alami yang terburuk yang pernah ada bagi
seluruh dunia," kata ahli cuaca John Kappenman seperti dilansir Daily Mail, Rabu (4/11/2015).
Asisten
Presiden AS untuk Sains dan Teknologi, John P. Holdren mengakui badai matahari
kali ini akan sangat berbahaya dan sangat menantang.
"Iklim
di luar angakasa memang secara natural menghasilkan fenomena yang bisa saja
berpotensi menghancurkan kehidupan manusia dan ekosistem di dunia," kata
Holdren.
"Dan
ancaman itu benar-benar nyata serta berbahaya. Ini bukan main-main,"
tambahnya lagi.
Rencana
aksi hadapi bencana yang datang dari luar angkasa serta strateginya kini tengah
dipersiapkan AS. Ada 6 rencana termasuk perhitungan yang lebih akurat terutama
mengukur gempa bumi ketika
badai datang, termasuk memperbarui teknologi perkiraan cuaca.
Salah
satu bahaya terbesar dari perubahan cuaca di luar angkasa adalah, teknologi
yang dimiliki sekarang baru bisa memperkirakan bahaya datang 15 hingga 60 menit
sebelum tragedi terjadi.
Oleh
sebab itu, rencana tersebut salah satunya adalah menerbangkan satelit baru
serta teknologi mumpuni di muka Bumi demi mendapatkan early warning system yang lebih moderen menjelang bencana dari luar
angkasa.
Menurut
rencana aksi itu, pemerintah AS akan mengganti seluruh satelit lamanya dengan
yang baru. Mereka juga memberikan teknologi terbaru untuk melindungi
tenaga-tenaga listrik.
Termasuk
juga, persiapan sumber air bersih, makanan, obat-obatan yang bisa membuat
manusia bertahan selama 72 jam. Kendati demikian, para preppers atau orang-orang dengan persiapan berlebih menghadapi
kiamat, telah menyiapkan bunker-bunker bawah tanah yang cukup untuk beberapa
tahun ke depan. (Rie/Rcy)
sumber : http://global.liputan6.com